Alexander Fleming pada tahun 1927 menemukan antibiotika yang pertama yaitu penisilin. Setelah mulai digunakan secara umum pada tahun 1940, maka antibiotika bisa dibilang merubah dunia pengobatan serta mengurangi angka kesakitan & kematian yang disebabkan oleh penyakit infeksi secara dramatis.
Arti antibiotika sendiri pada awalnya merujuk pada senyawa yang dihasilkan oleh jamur atau mikroorganisme yang dapat membunuh bakteri penyebab penyakit pada hewan & manusia. Meskipun antibiotika mempunyai manfaat yang sangat banyak, penggunaan antibiotika secara berlebihan juga dapat memicu terjadinya resistensi antibiotika.
Untuk memahami cara kerja antibiotika, perlu diketahui dahulu 2 jenis kuman yang banyak menimbulkan penyakit, yaitu bakteri & virus.
- Bakteri merupakan
organisme hidup bersel satu. Bakteri dapat ditemukan di mana saja &
sebagian besar tidak menimbulkan bahaya atau malah menguntungkan seperti
misalnya Lactobacillus, yaitu bakteri yang hidup di usus halus &
membantu untuk mencerna makanan. Tetapi ada juga bakteri yang berbahaya
& menimbulkan penyakit karena menyerang tubuh, berkembang biak &
mengganggu fungsi normal tubuh. Antibiotika efektif untuk melawan bakteri
karena dapat membunuh organisme tersebut serta menghambat pertumbuhan
ataupun reproduksi bakteri.
- Virus, bukan merupakan mahluk hidup & tidak dapat berdiri sendiri. Virus merupakan partikel yang berisi materi genetik yang dibungkus oleh lapisan protein. Virus hanya dapat hidup, tumbuh & bereproduksi hanya setelah mereka masuk kedalam sel hidup. Sebagian virus dapat dimusnahkan oleh sistem kekebalan tubuh sebelum mereka menimbulkan penyakit, akan tetapi ada juga jenis virus lain (seperti virus flu) yang menimbulkan penyakit tetapi dapat hilang dengan sendirinya. Virus tidak bereaksi terhadap antibiotika sama sekali.
Kesalahpahaman yang sering terjadi di masyarakat adanya anggapan bahwa yang resisten terhadap obat tertentu adalah tubuh orang, padahal sebenarnya bakteri yang ada di dalam tubuh tersebutlah yang menjadi resisten terhadap pengobatan, bukan tubuhnya.
Bakteri yang telah mengalami resistensi terhadap antibiotika ini dapat menyebar ke anggota keluarga, teman ataupun tetangga lain sehingga mengancam masyarakat akan hadirnya jenis penyakit infeksi baru yang lebih sulit untuk diobati & lebih mahal juga biaya pengobatannya.
Penggunaan antibiotika yang sering & tidak sesuai keperluan dapat
menghasilkan jenis bakteri baru yang dapat bertahan terhadap pengobatan yang
diberikan atau yang disebut dengan resistensi bakteri. Jenis bakteri baru ini
memerlukan dosis yang lebih tinggi atau antibiotika yang lebih kuat untuk dapat
dimusnahkan.
Kunci untuk mengontrol penyebaran bakteri yang resisten ini adalah penggunaan antibiotika secara tepat & sesuai range terapi (takaran, frekwensi dan lama penggunaan obat).
Meskipun antibiotika merupakan obat yang sangat kuat, akan tetapi antibiotika hanya efektif untuk digunakan terhadap penyakit yang disebabkan oleh bakteri & bukan oleh mikroba lain seperti misalnya demam, batuk atau flu.
Meskipun antibiotika merupakan obat yang sangat kuat, akan tetapi antibiotika hanya efektif untuk digunakan terhadap penyakit yang disebabkan oleh bakteri & bukan oleh mikroba lain seperti misalnya demam, batuk atau flu.
Berikut beberapa tips yang bermanfaat apabila kita berobat ke
dokter :
- Tanyakan apakah antibiotika yang diberikan
bermanfaat terhadap penyakit yang tengah diderita saat ini.
- Jangan gunakan obat antibiotika untuk penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus seperti flu.
- Gunakan antibiotika yang diberikan sesuai saran
dari dokter. Gunakan secara rutin sampai habis meskipun sudah merasa
sehat. Jika pengobatan antibiotika dihentikan terlalu cepat, maka beberapa
bakteri dapat bertahan hidup & menimbulkan infeksi kembali.
- Jangan gunakan antibiotika yang di resepkan untuk orang lain. Terkadang karena merasa gejala penyakit yang dirasakan sama, maka kita menyamakan pengobatan dengan orang tersebut, padahal bisa jadi kebutuhan tiap orang berbeda.
JANGAN ANGGAP SEPELE KAWAN, OK..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar